Senin, 21 Januari 2013

PBB

Halo, ini hari pertama gue blogging di tahun 2013 lho :). Gue mau share cerita gue kali ini, tapi gue lagi sedih. Soalnya, tahun baru ini, gue harus kehilangan sahabat, atau bisa gue anggap teman sehidup semati gue. Yaitu si kacamata biru, yang senantiasa kema-mana bersama gue~. Yak, tahun baru, tepatnya jam 08.00 pagi, tepat pada 1 january, hal pertama yang gue lakukan di tahun 2013 adalah ngeliat kacamata gue patah gitu aja, diatas kasur empuk di hotel horizon. Sebuah awal yang menyakitkan huhuhuhu ~

Yep, teman-teman, kembali kepada saya, yang abis diguyur ujan, kedinginan, basah, dan tentunya masih kece #hoek. Gue sekarang lagi pengen komplain sama PBB atau yang bisa diartikan sebagai Pelatihan baris berbaris kalo dipartai jadi partai bulan bintang kalo versi aneh-nya jadi Polisi Baru Baligh atau arti yang semakin yang gak nyambung : Polisi Baru Baligh Ke Amplaz Make Pesawat Robot Era Terbaru Yak, bisa diartikan sendiri menjadi, PBB KAMPRET -_-

Kenapa bisa dibilang kampret oleh gue? tentu ada alasannya dong, nih gue mau ceritain deh.

PBB yang diketahui sebagai ajang baris-berbaris, yang diajarkan oleh polisi-atau-tentara, yang kemungkinan besar tujuannya adalah melatih kedisiplinan. Dan itu berarti mimpi buruk gue yang sifatnya plegmatis akut, atau yang bisa dibilang orang yang nyante, yang hobi ngebo dan tidur-tiduran saat pelajaran kosong. Gue yang mendengar ada acara PBB di sore hari, langsung kayak kena diare, mukanya persis kayak orang kena diare, mulut mencong, mata melotot, ya gitulah, satu kata, huh -__-.

Gue yang langsung mendengar berita terkutuk itu, langsung membuat rencana rahasia, yaitu tidur disaat PBB berlangsung. Dan hasilnya------kaga berhasil, ini semua berkat usaha kaka kelas gue yang bisa dibilang kampret, karena mencoba bangunin gue 5 kali, padahal yang kelima, gue bangun dari tidur, tapi pake jurus pura-pura tidur gue dengan meremin mata, tapi kaga berhasil. Gue pun lari-lari-an, berusaha melarikan diri dari kaka kelas gue yang berusaha mencari gue. Gue ngumpet di Wc-ketauan, di balik ember kecil-ketauan, nutupin muka-ketauan. Aduh, emang dunia memaksa gue buat ngikutin PBB tersebut.

Gue yang jalan kaki kesekolah, bilang sama temen-temen sambil becanda tentunya, 'barang siapa yang akan menikuti PBB ini, akan dihukum dineraka 4 tahun penjara' dengan muka memelas tentunya.

Sesampainya disekolah, gue melihat tampang polisi, atau dalam bayangan gue, dia adalah kalo CJR itu bidadari jatuh dari surga, polisi ini gue anggap, iblis-iblis datang dari neraka.

Sesampai disana, keajaiban terjadi, hujan turun, dan itu menandakan PBB akan dibatalkan. Tetapi, nasi sudah menjadi bubur ayam, harapan gue ilang gitu aja, karenaternyata PBB nya dikelas gue gitu aja -_-.

PBB pun berlangsung, sudah sewajarnya kalo polisi itu galak, dan polisi ini juga termasuk galak, kalo banci mah, gak mungkin ngajar PBB, eh mungkin aja, kalo sebelumnya banci, terus masuk be a man wkkw.

Mereka mulai ngajarin sikap siap ditempat, tangan mengepal, muka pandangan lurus, ini mirip banget kayak posisi ibadah di wc, tinggal duduk di kloset jadi deh haha xD. Gue memasang muka bloon-se-bloon-bloonnya gue, karena males mukanya dibikin serius -_-.

Lalu, mengajari gue sikap istirahat di tempat, yang seharusnya mengartikan istitrahat, duduk-duduk, atau tiduran di tempat ini, rupanya bukan begitu, ini cuma sikap tangan dikebelakangin, kakinya dilebarin. Padahal, dalam pemikiran orang jenius kaya gue #halah# istirahat ditempat itu mengartikan harus istirahat ditempat masing-masing, boleh tiduran gitu. hoh -_-

Terus diajarin hormat juga, si komandan bilang 'kalo ngangkat tangannya jangan tinggi-tinggi, nanti mambu' secara refleks, kita ketawa. Gue sebenernya juga mau bilang, ke pak-nya 'pak, bapak juga jangan tinggi-tinggi ngankat tangannya, itu bau beracun keteknya udah menyebar' tapi niat itu gue urungkan, takut gue dijadiin bahan baku buat batagor. Abis ketawa, bapaknya bilang 'jangan becanda, ini waktunya serius, becanda ada waktunya sendiri, jongkok kalian!! '. Trus kita disuruh berdiri-jongkok gitulah, lhah, gak masuk akal banget lah, masak kalo becanda kayak gitu mesti ketawa dong, kalo gak ketawa gak normal lah pak PBB =_=.

Setelah dihukum, kita melanjutkan latihan mematikan ini. Parahnya, mereka bilang kita ga kompak, dan membela smp-smp yang udah dilatihnya lebih kompak. Ah, ini udah parah banget deh. Tapi ada sesi menyenangkan dimana kita di suruh istirahat ditempat dan melemaskan kaki. Gue yang kesel, pun memperlihatkan ke-kesalan gue dengan menggoyang-goyangkan kaki gue kemana-mana, mirip pe-dangdut kena rabies, tapi pak PBB nya gak nyadar. Tuhan, tolong hambamu ini tuhan!

Setelah latihan di hari itu selesai, kita pun pada kecapekan, tepar dimana-mana, ada yang di lantai, di kelas, gue asalnya mau tepar di tengah jalan, tapi takut hidup gue berakhir menjadi manusia dengan bekas lindesan truck gandeng.

                                                                             ***

Keesokan harinya, tepat pada hari minggu, kita yang disuruh datang tepat waktu, akhirnya lebih disiplin datangnya, dan sampai disekolah tepat pada waktu yang ditentukan. Gue, yang abis begadang semaleman, dateng terakhir ke sekolah sambil merem-merem, jadi jalannya mencong-mencong, kalo orang gak kenal gue liat gue, mungkin gue udah dikira abis minum racun tikus. 

Setelah semuanya berkumpul disekolah, ternyata pak-pak polisi yang mempunyai kegalakan mencapai hingga 3,9 skala richter #lah, belum datang. Rencananya sih, gue mau tidur-tiduran di deket libary sekolah, tapi disuruh latihan PBB sama komandan rizky yang memiliki gelar spd onthel. Kami pun latihan, di dalam sesi latihan itu, rizky, temen gue, menirukan gaya pak-pak polisinya, jadi agak-agak lucu juga sih haha. Yak hiburan kecil dipagi hari.

Setelah kira-kira, menunggu selama 5 menitan setelah sesi latihan, mereka pun datang. Dengan muka-muka abis mandi pake lifebuoy XD #ngawur. Muka mereka berbeda, lebih cerah dari kemarin-kemarin, mukanya seperti seorang pacar yang melihat pasangannya memberi duit gratis, mungkin karena dia bangga sama kita karena kedisiplinan kita. Dan akhirnya latihan.

Kami yang syudah memperbaiki diri, cukup membuat pak-pak polri tidak naik darah seperti yang kemarin-kemarin. Lalu, setelah selesai mengulang-ulang latihan bersama pak polri-nya, kami memulai mendapatkan ilmu baru, sebuah tehnik rahasia. Yaitu, pereksa kerapian. Pertamanya, gue bingung, pereksa kerapian itu apa? yah dalam pikiran gue pertama, gue ngira bakal memeriksa kerapian masing-masing, nyulak-nyulak baju, terus kalo gak rapi, mandi di tempat grak #lho.

Pereksa kerapian  ternyata cuma kayak gitu, menurut gue, gerak-gerik nya mirip kayak robot amnesia lagi ngecek-ngecek celana, saku, haha gitu deh. Gerakan ini juga agak mirip sama finger tutting corneto, tapi kalo misalnya finger tutting, muka-muka polisinya yang geram ini gak cocok deh buat finger tutting, mereka lebih cocok jadi pengusir tuyul  XD.

Setelah melakukan aksi pereksa kerapian, gue kira bakal ada materi baru, yaitu cuci baju biar rapi-an dikit. Ternyata nggak ada, yaudah kita istirahat gitu aja. Ternyata dibalik muka-muka garang nya yang kayak kakinya abis nginjek arang, polisi-polisi itu ternyata baik hati dan rajin menabung, yak setidaknya gue gak tau suka nabung berapa, tapi setidaknya mereka suka menabung di wc haha :Dv.

Tetapi, saat kita sedang baik-baiknya sama mereka, seperti di cerita-cerita, atau film, pasti ada suatu puncak dari konflik. Hari minggu itu adalah terakhir mereka mengajar kita, dalem hati gue, seperti hati gue mau runtuh gitu aja, seakan teringat kesalahan-kesalahan gue, mereka yang selalu mengingatkan gue dengan kegalakannya mereka, muka gue yang agak-agak aneh saat mereka mengajar. Semuanya teringat #agak lebay dikit haha.

Ketika pelajaran terakhir, kita sukses dan akhirnya berpisah dengan mereka, sebelum berpisah, kita juga sempat foto bareng, dan ternyata mereka narsis juga ya, apa mungkin ketularan anak-anak alay jaman sekarang? haaha, entahlah...
                                                                         
Dan akhirnya, kita dan mereka (baca : polisi narsis) berpisah dengan indahnya, semoga bisa ketemu lagi pak! semoga bisa ngajar kami lagi pak! dan moga berjumpa beta, dan jangan lupa beliin jajan beta #lah.. Lupakan deh ahha xD
                                                                               ***
Tetapi, dibalik semua ini, polisi itu muncul kembali, mereka muncul dengan tiba-tiba di sebuah acara Family day di kaliurang. Pak polisi yang bernama mounir, atau nama alay-nya adalah : M00uuu33niiRrrr ciEEee BriM00OOobbzz eaAaanGGg 'celLlalUUu' CemUuuungGuudd-c3emunguuddDz eAAa, datang dengan rambut barunya yang bersih, dan gak ketombean, mungkin abis sampoan pake clear yah? hahha. Sebenernya sih, gue kira dia dateng mau minta foto sama gue, atau minta tanda tangan, eh tau-nya dia mau mijitin gue #eh! salah, dia dateng tanpa diundang buat melihat perform PBB gue dan kawan-kawan.

Untungnya sebelum gue PBB, gue udah berdoa kepada tuhan dan beli siomay di pinggir jalan, jadi gue punya stamina dan kepercayaan diri yang cukup. #diketahui, siomay menambah kepedean diri jika, makan siomay dibarengi ngaca sambil bilang 'heeeiii, gimana pagi ini? gue udah terlihat kueren kan?'. Tetapi, dibandingkan dengan latihan sebelum-sebelumnya, latihan ini merupakan yang terjelek dari yang lain, padahal ini perform terakhir kita, gue liat masi banyak yang salah. Dan ini merupakan mimpi buruk bagi kita, bisa-bisa kita dihukum sama munier. Gue udah bayangin kalo gue bakal disiksa, dijadiin empek-empek palembang....

(imajinasi)

Munier : HEH! kamu, yang pake kacamata!

Gue : em, iy-iya pak?

Munier : KALIAN TIDAK KOMPAK, KAMU AKAN SAYA JADIKAN EMPEK-EMPEK!

Gue : JANGAN ! JANGAN pak, saya belum nikah, belum punya anak, belum pernah pergi ke madagaskar, belum pernah jadi spiderman, JANGAN PAAKKK... Saya belum pernah menghukum bapak #eh

Munier : Apa? Diam! sini!

Gue : jangan pak, ini aku kasih duit, seratus ribu... #merogoh saku

Munier : mana!?

Gue : #ngeliat duit yang tersisa hanya 100perak beserta debu-debu celana.Seraya berkata : 'TIDAAAAAKK'
Ternyata imajinasi gue buyar, kita dikumpulin lagi, dibarisin, dan dengan keberuntungan yang sangat-sangat, ternyata beliau malah berterimakasih telah berkerja sama dan mau mengikuti apa yang beliau ajarkan. Lalu perpisahan itu terjadi, perpisahan itu di tutup dengan adanya gerimis yang medatangi dinginnya kota kaliurang saat itu.

Memang, kesimpulan dari PBB itu adalah bahwa walaupun pbb itu mengesalkan, mencapekkan, melelahkan, membuat gila, sampai stress, dibalik pbb ada suatu keuntungan dibaliknya, kita yang dilatih sedemikian rupa, bisa lebih disiplin dan mau berkerja keras, melatih kesabaran dan juga konsentrasi. Seperti pedoman mereka : Panas, dan hujan bukan halangan, sebuah pedoman yang sangat berbalik dengan gue, kalo gue mungkin pedomannya jadi : Panas dan hujan membuat gue berhalangan kwkw.

Em, segitu aja postingan gue kali ini, babay semuah :)